Sabtu, 19 November 2011

Lebih Baik Mencegah....juga Mengobati!

Salah contoh upaya reboisasi yang menarik adalah prakarsa pemerintah Kabupaten Garut yang dimulai pada tahun 2009 meminta setiap pengantin baru untuk menanam 10 pohon dan 50 pohon bagi pasangan yang bercerai.
Saya suka sekali dengan ketentuan tersebut. Kenapa tidak? bayangkan saja kalau Presiden Republik Indonesia menerapkan ketentuan ini, setiap hari pasti ada yang menikah. jika 100 pasangan yang menikah maka akan ada 1000 pohon yang tertanam! Itu akan sangat menyelamatkan hutan Indonesia, 'kan?
Reboisasi wajib dilakukan oleh setiap sekolah/ komunitas/ perusahaan sebagai kegiatan rutin setiap tahunnya. Agar semakin sehat Yogyakarta, Indonesia, Asia, dan Dunia.


Bumi akan selalu tersenyum kepada kita. Dan bumi juga akan menjadi planet paling sehat yang pernah ada, dan yang paling nyaman di tinggali. Lagipula bumi lebih enak dipandang jika banyak tumbuhan yang di tanam daripada hutan yang gundul dan gersang. Gurun Sahara dulunya adalah hutan yang lebat, tetapi karena para penebang hutan yang sangat tidak bertanggung jawab sekarang malah menjadi gurun pasir. Tetapi sekarang Gurun Sahara mulai menghijau...

Alhamdulillah ya :)

Nurita Dewi Amelya Elyasha.

Mengatasi Polusi

Yah, seperti posting sebelumnya. Kita membahas kembali tentang polusi.
Untuk mengatasi ulah gas Karbondioksida (CO2) tersebut walikota Yogyakarta telah melakukan penanaman di pinggir dan tengah jalan untuk mengurangi polusi udara yang dikeluarkan oleh kendaraan-kendaraan bermotor.
Walaupun tidak selalu banyak pohon yang ditanam tetapi setidaknya itu dapat mengurangi polusi di Yogyakarta ini. Masyarakat juga harus berpartisipasi untuk menyehatkan dan menyelamatkan bumi ini.

Kalau punya kendaraan bermotor cobalah untuk mengurangi penggunaanya, untuk bepergian dengan jarak tempuh yang  jauh tidak ada salahnya sesekali kita bepergian dengan menggunakan kendaraan umum, selain kita tidak menambah kotor udara kita juga bisa berpartisipasi dalam mengurangi kemacetan. Kalau jarak tempuhnya tidak terlalu jauh, temans juga bisa lebih sering menggunakan sepeda, atau bahkan berjalan kaki, selain kita tidak menambah kotor udara, jalan kaki juga menyehatka bukan? saya sangat mendukung ada LSM-LSM atau komunitas yang mengkampanyekan menjalankan bike to work, walk to work, bike to campus, dan lain sebagainya.
Oh ya, jangan lupa juga kendaraan teman harus di cek scara berkala terutama dalam penetapan standar emisi, jangan sampai kelebihan. Pengotak-atikan dan pemeliharaan yang buruk dapat dengan cepat membuat pengendalian emisi menjadi tidak efektif. Usia kendaraan juga cenderung menurunkan kinerja perangkat polusi, jadi ada baiknya kendaraan temans di tukar dengan yang baru, hehe..
Hal lain yang bisa temans lakukan adalah menanam pohon atau tanaman apa saja, disarankan pohon yang rindang sedangkan untuk tanaman disarankan yang memiliki daun lebar. Trus nanamnya dimana? ya dimana saja yang jelas tanah milik temans, jangan juga ditengah jalan, hehe kecuali klo jalannya yang bolong-bolong, itupun hanya sebagai bentuk protes saja karena jalan tidak kunjung diperbaiki. Nah lho! ko jadi ga jelas gini.. Ok, kembali kejalan yang benar. Begini maksudnya teman kan bisa menanm tanaman dihalaman rumah klo punya lahan luas bisa ditanami pohon. ga usah mikir gimana-gimana dicoba dulu aja..
Terakhir, jangan buang samapah sembarangan, buanglah sampah pada tempatnya. kalau teman biasa menampung sampah sebelum dibuang kepembuangan akhir, coba dipilah mana yang sampah oraganik dan mana yang anorganik, kemudian tampung di tempat sampah yang berbeda.
Oh, ya! satu lagi.. bagi perokok cobalah niatkan untuk berhenti, karena ternaya asap rokok juga ikut andil dalam mencemari udara. kalau tidak bisa berhenti paling tidak stop merokok di tempat-tempat umum..*http://rachkhan.wordpress.com/2010/10/01/cara-sederhana-mengatasi-polusi-udara/ (dengan sedikit perubahan)

Nurita Dewi Amelya Elyasha.

Mobil atau Sepeda????

Mobil atau sepeda????
Kita harus pikirkan itu!
Mobil memang penting untuk menuju ke tempat yang jauh tetapi jika hanya berjarak beberapa meter/ beberapa puluh meter lebih baik pilih sepeda! Mobil memang cepat dan efektif karena tidak menguras tenaga. Tapi mobil mengeluarkan gas yang tidak bisa di terima oleh tubuh, yaitu gas Karbondioksida.
Gas ini dapat merusak jalannya perkembangan otak. Di Kota Yogyakarta ini banyak sekali generasi muda yang sudah menghirup gas ini sehingga kerja otaknya kurang bekerja dan berkembang optimal. Moblil ataupun motor dapat menimbulkan kemacetan total dan polusinya ituu...poll. Lagipula gas kotor yang dikeluarkan oleh kendaraan itu dapat merusak lingkungan dan membuat bumi semakin panas, karen seharusnya panas matahari sebagian diserap bumi dan sebagiannya dipantulkan kembali. tapi karena banyaknya gas CO2 tersebut, panas matahari susah untuk dipantulkan. Setiap tahun panas selalu meningkat. Bumi jadi hitam dan gelap hanya karena gas itu..
Lebih bermanfaat apabila kita setiap berangkat sekolah mengendarai sepeda, selain mengurangi polusi juga dapat menyehatkan tubuh. Dan yang lebih baik mendirikan komunitas sepeda seperti komunitas sepeda yang ada di Kota ini, yaitu Jogja Last Friday Ridea
Kegiatan ini menyehatkan dan juga menghilangkan rasa kespian karena banyak yang dapat kita temui dikomunitas itu. Jadikan sepeda kendaraan utama kita!

Pemisahan Tempat Sampah

Sampah adalah semua material yang dibuang dari kegiatan rumah tangga, perdagangan, industri dan kegiatan pertanian. Atau dengan kata lain sampah adalah bagian dari sesuatu yang tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang harus dibuang, yang umumnya berasal dari kegiatan yang dilakukan manusia (termasuk kegiatan industri), tetapi bukan yang biologis. Berdasarkan komposisinya, sampah dibedakan menjadi dua, yaitu:

1.    Sampah Organik, yaitu sampah yang mudah membusuk seperti sisa makanan, sayuran, daun-daun kering, dan sebagainya. Sampah ini dapat diolah lebih lanjut menjadi kompos;

2.    Sampah Anorganik, yaitu sampah yang tidak mudah membusuk, seperti plastik wadah pembungkus makanan, kertas, plastik mainan, botol dan gelas minuman, kaleng, kayu, dan sebagainya. Sampah ini dapat dijadikan sampah komersil atau sampah yang laku dijual untuk dijadikan produk lainnya.  Beberapa sampah anorganik yang dapat dijual adalah botol, plastik wadah pembungkus makanan dan gelas bekas minuman, kaleng, kaca, dan kertas, baik kertas koran, HVS, maupun karton.

Yang menyebabkan sampah di TPS atau TPA menumpuk adalah tercampurnya sampah organik dan anorganik. Para pemulung maupun orang yang biasa memanfaatkan sampah tersebut tidak dapat menggunakan sampah yang sudah tercampur antara sampah organic dan anorganik. Kalau pun pemisahan ini dapat dilakukan, biayanya sangat mahal dan memerlukan waktu yang lama. Oleh karena itu konsep pemisahan sampah harus diubah yaitu PERLUNYA PEMISAHAN SAMPAH SEJAK DARI SUMBERNYA.*http://riliarully.wordpress.com/2011/02/23/pemisahan-sampah-organik-dan-anorganik/

Maka tempat untuk membuang sampahharus dipisahkan agar tidak menumpuk dan smpah yang organik dapat diolah menjadi kompos dan bia bermanfaat kembali dangen baik.

Nurita Dewi Amelya Elyasha.

Sekolahpun Juga Harus Hijau

Sekolah, tempat banyak anak yang masih muda belajar membentuk diri dan mengembangkan otak. Untuk itu sekolah harus memiliki keadaan yang hijau dan kegiatan yang hijau. Agar para generasi muda bisa lebih mencintai tanaman dan kegiatan tanam menanam tumbuhan ini menjadi hobi mereka. Generasi muda juga akan mulai mengerti manfaat tumbuhan jika dirawat dan dijaga dengan baik
Warga SMP Muhammadiyah 3 Yogyakarta melakukan penghijauan. Di depan sekolah terdapat tempat enunggu bis kota, seperti halte tetapi lebih kecil. Di sana ditanami tumbuhan menjalar dan lainnya. Sehingga dapat digunakan untuk tempat berteduh maupun tempat untuk menunggu bis.
Selain itu juga tanaman diletakkan di beberapa sudut pintu dan ruangan seperti di depan dan dalam ruang kepala sekolah, ruang IPM, ruang Bimbinan Konseling, dan beberapa tempat lainnya.
SMP Muhammadiyah 3 Yogyakarta juga melkukan penghijauan di ruangan-ruangan lainnya dan juga pada balkon setiap tingkat lantai.

Apabila semua sekolah melakukan penghijauan walaupun hanya sedikit tetapi generasi muda lama-lama akan mulai menggemari kegiatan penghijauan.

Nurita Dewi Amelya Elyasha.